Pupuk yang mentah biasanya masih panas sehingga dapat menyebabkan tanaman cabe menjadi layu dan mati. Pembuatan Bedengan Bedengan dapat dibuat dengan ukuran lebar sekitar 90, atau cm dengan melihat kondisi tanah. Tinggi bedengan sekitar cm , tergantung keadaan lahan , kalau lahan sering tergenang air pada waktu musim hujan maka bedengan dipertinggi.
Jarak antar bedengan sekitar cm atau dapat dipersempit menjadi cm. Pemupukan Dasar Pada waktu menanam cabe , tanah harus tersedia unsur hara yang cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik berupa pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk tersebut dapat disebarkan ke seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabe akan ditanam.
Selain itu dapat ditambahkan pula pupuk SP 36 kg perhektar untuk menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan kemudian. Penanaman Bibit cabe dapat dipindahkan setelah tumbuh setinggi kira-kira 15 cm di pesemaian.
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 x 90 cm. Pada saat pengambilan semai di lapangan atau semai kotak dapat menggunakan solet yang ditusukan dengan cara miring dan diangkat keatas sehingga semai akan terangkat ke atas. Tempat yang akan ditanami semai dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah ditanam segera disiram dan diberi penutup pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu.
Bila semai berasal dari kantung plastik, maka kantong plastik harus disobek lebih dulu pelan-pelan sehingga media tanahnya tidak pecah. Kalau media tanam pecah ada kemungkinan tanaman akan menjadi layu.
Setelah bibit cabe ditanam sebaiknya segera disiram air untuk menjaga kelembaban dalam tanah dan kelembaban tanaman. Penyiraman, Drainase dan Mulsa Tanaman cabe sebaiknya sering disiram terutama pada saat musim kemarau karena tanahnya cepat kering. Tanaman yang terlalu lama kekeringan maka pertumbuhannya akan kerdil. Untuk menghindari kekeringan dapat menggunakan mulsa dari dedaunan maupun dari jerami padi, Mulsa dari daun lama kelamaan akan menjadi pupuk organik sehingga menambah kesuburan tanah.
Jika menanam cabe pada musim hujan diusahakan jangan sampai tergenang air. Bila tanaman cabe terlalu lama tergenang air, akar-akarnya dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan akhirnya tanaman mati.
Penyiangan Bila di lahan banyak gulma maka harus segera disiangi agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk mendapatkan unsur hara. Jika dalam jangka waktu lama gulma tidak segera disiang, tanaman cabe akan menjadi kurus dan kerdil. Namun pencabutan gulma perlu dilakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman cabenya.
Untuk mengurangi munculnya gulma dapat juga menggunakan herbisida sebelum bibit cabe ditanam. Penggemburan Tanah yang terlalu padat harus digemburkan dengan cara dicangkul didangir. Tanah yang gembur peredaran udaranya menjadi lebih baik, sehingga perakaran menjadi lebih sehat. Pada waktu menggemburkan tanah harus hati-hati, jangan terlalu dalam sebab jika terlalu dalam dapat merusak perakaran.
Akar yang luka tau putus juga mudah terkena infeksi sehingga tanaman menjadi sakit dan mati. Pemupukan Tanaman cabe yang telah ditanam sekitar satu minggu dapat segera dipupuk dengan pupuk N, K atau campuran urea dan KCl sebanyak 2 gram setiap tanaman.
Pupuk SP 36 tidak perlu diberikan lagi karena sudah diberikan sebelum penanaman sebagai pupuk dasar. Pada waktu melakukan pemupukan tidak boleh mengenai batang karena akan merusak batang. Pada waktu tanaman berumur minggu dipupuk lagi sebanyak 5 gram per pohon.
Penggunaan pupuk daun maupun zat perangsang tumbuhan dapat diberikan sesuai dosis anjuran dalam label kemasan. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman cabe banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan lainnya , serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah , daun keriting. Adapun bberapa gejala dan pengendaliannya sebagai berikut : a. Kutu daun Aphis gossypii Kutu daun terdapat dimana-mana dan makan segala macam tanaman.
Kutu daun menyerang daun yang masih muda dan tunas muda. Daun muda yang dihisap , pertumbuhan tidak normal, kerdil berkerut dan keriting.
Kutu apis ini dapat menularkan penyakit virus , daun menjadi kerinting. Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit menggunakan tangan. Dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 — 30 cm hingga tanah menjadi gembur. Pembuatan Bedengan: Lebar bedeng — cm; Tinggi bedeng 20 — 30 cm; jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 — 45 cm; dan arah bedeng memanjang ke utara selatan.
Jarak tanam yang digunakan adalah 50 x cm; 60 x 70 cm; 50 x 90 cm. Pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit tanaman atau calon tanaman yang baik.
Adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :. Bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah. Rumput liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit.
Pastikan bahwa tanaman cabe yang Anda andalkan untuk dijadikan benih terbebas dari serangan penyakit. Untuk caranya sendiri cukup dengan membiarkan buah cabe mengering di pohon, jangan memetiknya. Gunakan biji cabe yang ada di tengah karena kualitasnya terbaik untuk dijadikan benih. Sebelum ditanam, Anda dapat merendam benih cabe tersebut di dalam air. Benih yang mengambang dapat Anda sisihkan kemudian jemur serta gunakan benih yang tenggelam.
Benih tersebut dapat Anda semaikan terlebih dahulu di dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung. Untuk media persemaiannya sendiri dapat berupa campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan perbandingan Selanjutnya rendam benih menggunakan air hangat selama 6 jam dan masukkan benih ke dalam polybag.
Setelah benih dimasukkan ke dalam polybag, Anda dapat menutup permukaannya menggunakan media tanam lagi. Jangan lupa untuk menyiramnya secara teratur yaitu di pagi dan juga sore hari. Dalam melakukan penyiraman sebaiknya dilakukan dengan teknik khusus agar media tanamnya tidak mudah rusak. Anda dapat melapisi permukaan polybag menggunakan kertas korean dan siram menggunakan kucuran air.
Siramlah benih cabe rawit tersebut sampai airnya tembus atau keluar dari polybag. Benih tersebut biasanya akan tumbuh menjadi cabe rawit yang siap tanam ketika sudah berusia 1 sampai 2 bulan. Untuk mengolah tanah sebaiknya lakukan secara bersamaan dengan pembibitan. Dengan begitu, benih cabe rawit siap untuk ditanam ketika lahan sudah siap untuk digunakan. Untuk pengolahan tanah sendiri diawali dengan membajak atau mencangkul lahan dengan kedalaman sekitar 40 cm.
Setelah itu cek keasaman tanah, jika terlalu asam maka gunakan dolomit untuk menetralkannya. Cara budidaya cabe rawit berikutnya yaitu dengan membuat bedengan dengan lebar antara sampai cm. Kemudian tingginya sekitar 30 sampai 40 cm serta panjangnya dapat disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk jarak antar bedengan sebaiknya selebar 60 cm, lakukan juga pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan dengan memberikan pupuk organik sebanyak 15 sampai 20 ton per hektar.
Pupuk organik yang dapat Anda gunakan yaitu campuran antara kompos dan juga pupuk kandang. Untuk tanah yang kurang subur, gunakan pula pupuk tambahan lain seperti urea atau KCI secukupnya. Untuk perawatan sebaiknya dilakukan dengan cara yang tepat, khususnya di musim kemarau.
Jika di musim penghujan, Anda mungkin tidak perlu melakukan penyiraman karena pasokan air yang cukup. Berbeda jika Anda membudidayakan cabai rawit di musim kemarau, pasokan air sangat terbatas.
Ketika di musim kemarau, Anda harus melakukan penyiraman secara rutin dan teratur agar tanaman cabe rawit Anda tidak mudah mati. Jika pasokan air kurang dan tanah menjadi kering memang tanaman cabe rawit akan mudah mati. Untuk menjaga pasokan air pada lahan tanaman cabe rawit yaitu cukup dengan melakukan perendaman bedengan setiap 2 minggu sekali.
Sirami bedengan sampai terendam setiap kali Anda melakukan perawatan yang satu ini. Ketika benih sudah mulai berusia 1 sampai 2 bulan atau setidaknya memiliki daun sebanyak 4 lembar, maka Anda dapat segera memindahkannya ke bedengan. Terhitung sejak saat itu, ketika usianya sudah 1 bulan maka Anda dapat melakukan pemupukan tambahan. Perawatan yang juga penting untuk Anda lakukan yaitu penyiangan dan jagalah bedengan agar terbebas dari gulma. Jika Anda sudah melakukan langkah-langkah sebelumnya dengan baik dan benar, yang harus Anda lakukan adalah menunggu.
Tunggulah tanaman cabe rawit yang Anda budidayakan tersebut sampai berumur kurang lebih 3 bulan setelah dipindahkan dari polybag. Untuk periode panennya sendiri dapat berlangsung selama 6 bulan atau bahkan lebih.
Sementara frekuensi panen pada masa panen tersebut dapat berlangsung sebanyak 15 sampai 18 kali. Akan tetapi, semakin tua tanamannya maka akan semakin rendah pula produktivitasnya. Sebaiknya lakukan budidaya cabe rawit sampai usianya 12 bulan saja demi mendapatkan hasil produksi maksimal. Pemanenan cabe rawit sebaiknya Anda lakukan di pagi hari, cukup dengan memetik buah cabe rawit beserta dengan tangkainya.
Disebut berbunga sempurna karena terdiri atas tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Bunga cabai disebut juga berkelamin dua atau hermaphrodite karena alat kelamin jantan dan betina dalam satu bunga. Tjahjadi menyebutkan bahwa posisi bunga cabai menggantung. Warna mahkota putih, memiliki kuping helai, panjang 1 - 1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna kepala putik kuning.
Buah dan Biji Buah cabai menurut Anonim, , buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter cm, panjang cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah.
Sedangkan untuk bijinya biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan.
Tanaman cabai sangat cocok ditanam pada ketinggian m dpl dengan suhu antara C dan curah hujan 1. Tanaman cabai membutuhkan tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur hara serta dapat tumbuh optimal pada tanah regosol dan andosol dengan pH tanah antara 6 - 7.
Untuk menghindari genangan air pada lahan, Untuk penanaman cabai keriting lebih baik pada lahan yang agak miring dengan tingkat kemiringan tidak lebih dari Lahan yang terlalu miring dapat menyebabkan erosi dan hilangnya pupuk, karena tercuci oleh air hujan Rahman, Dimulai pada bulan Maret sampai Juni Adapun alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah lahan, meteran untuk membuat bedengan, ember, tray semai, sekop, cerulit, garpu tanah, tali rafia dan ajir.
Pertama, survei tempat selanjutnya pembersihan dari gulma dan dibuat bedengan. Setelah itu pindah tanam pada sore hari. Soekarno-Hatta, Cimencrang, Bandung. Disana terdapat lahan seluas 29 hektar terhampar sawah, ladang pertanian, dan sebagian telah dibangun gedung-gedung perkuliahan dan baru memiliki 3 gedung kuliah yang berada di Utara dan Timur. Tidak jauh di depan kampus ada kantor Polisi Daerah Polda yang berdampingan dengan salah satu gedung.
Sama halnya seperti disekitar kampus terdapat lahan-lahan budidaya dan jalur rel kereta api di sebelah Selatan serta adanya sungai yang mengalir di arah Barat. Sebelumnya lahan ini masih di dominasi oleh ladang pertanian yang dikelola oleh warga sekitar kampus. Tanah yang ada terlihat berwarna hitam yang menandakan bahwa tanah mengandung bahan organik yang tinggi dan memiliki sifat-sifat tanah yang sesuai.
Petani disini memanfaatkan sungai dari Daerah Aliran Sungai DAS Cinambo, sistem irigisai dan drainase dibuat dengan sangat baik guna memanfaatkan air yang ada untuk keperluan pertanian.
Namun, kami memanfaatkan sebagian lahan yang tidak digunakan, yang dipenuhi oleh gulma dan tumbuhan liar. Karena bibit yang baik biasanya ditandai dengan pertumbuhan akar yang sehat dan penuh Tjahjadi, Bibit cabai yang telah dilepas selanjutnya dilakukan penanaman dengan perlahan dimasukan dalam lubang tanam karena, bibit itu seperti bayi yang harus diperlakukan dengan sangat hati-hati.
Tujuannya agar tidak merusak bagian tanaman terutama akar. Setelah semua bibit ditanam lalu turun hujan, maka kemungkinan bibit tersebut ada yang mati karena pemilihan waktu penanaman yang kurang tepat.
Sebelumnya dua hari akan pindah tanam, bedengan ditambahkan sedikit pupuk kandang dan ditutup dengan tanah. Pengolahan tanah ditujukan untuk memperbaiki daerah perakaran tanaman, sifat-sifat tanah, serta mengendalikan tumbuhan pengganggu. Pada lahan yang kami olah, sebelumnya terdapat banyak gulma atau tumbuhan yang tumbuh, semua permukaan tanah hampir tertutupi oleh tanaman liar itu. Maka dilakukan pembersihan terlebih dahulu lahan tersebut sebelum dilakukkannya pembuatan bedengan.
Luas Lahan yang kami olah 4x4 m dengan membuat 4 bedengan yang panjang 4 m dan lebarnya masing-masing 1 m.
0コメント